Sabtu, 25 Maret 2017

Makalah Penyakit Malaria dan Chikungunya




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara berkembang, dengan angka kematian penyakit menular cukup tinggi dan prevalensinya meningkat karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan serta perilaku hidup masyarakat.Terlebih dalam kondisi sosial ekonomi yang kurang mendukung, tentu saja kejadian kasus penyakit menular ini memerlukan penanganan yang lebih vital, profesional dan berkualitas (MDG, keenam). Manusia sangat erat hubungannya dengan lingkungan, karena lingkungan merupakan daya dukung manusia untuk kelangsungan hidupnya. Dalam perkembangan ilmu epidemiologi menggambarkan secara spesifik bahwa lingkungan sejak lama mempengaruhi terjadinya suatu penyakit atau wabah.Chikungunya misalnya, penyakit ini dikenal dengan penyakit flu tulang, yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang vektor penular penyakitnya sama dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cara penanggulangan telah dikenal oleh masyarakat secara luas (Depkes RI, 2007). Penyakit ini ditandai oleh gejala flu, sakit tulang belakang, sakit pada persendian, arthtritis pada sendi-sendi di tangan dan tungkai. Penderita mengeluh tidak dapat bangun atau berjalan.Pada penderita ada yang sembuh dalam beberapa hari, dan ada pula yang sakit sampai berbulan-bulan. Penyakit Chikungunya tidak menyebabkankematian, akan tetapi dapat mengganggu aktivitas manusia. Penyakit Chikungunya ini dapat juga menyatu dengan penyakit Demam Berdarah ataupun dengan penyakit Demam Kuning yang mematikan (Sembel, 2008).Pada tahun 1960-an virus chikungunya merupakan suatu penyakit yang biasa menyerang bagian Tenggara Asia. Thaikruea et.al. (1997) melaporkan bahwa virus Chikungunya pertama-tama didiagnosis di Thailand pada 1960. Sesudah terjadi ledakan di India, Srilanka, Burma dan Thailand akhirnya menghilang di daerah-daerah tersebut. Namun, pada tahun 1982-1985 terjadi ledakan-ledakan lokal dan kasus-kasus sporadik di Burma, Thailand, dan Filiphina (Sembel, 2008).Penyakit chikungunya merupakan penyakit re-emerging yaitu penyakit yang keberadaannya sudah ada sejak lama tetapi sekarang muncul kembali. Sejak tahun 1779 di Batavia (Jakarta), telah dilaporkan penyakit yang memiliki gejala mirip Chikungunya yang dikenal dengan nama penyakit Knuckle Fever, di Kairo (1779) Knee Trouble, di Calcuta, Madras dan Gujarat (1824) Scarletina Rhematica. Setelah hampir 20 tahun tidak ada kejadian maka pada tahun 2001 mulai dilaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) chikungunya di Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera Selatan,Jawa Barat. Pada tahun 2002 banyak daerah melaporkan terjadinya KLB Chikungunya seperti Palembang, Semarang, Jawa Barat dan Sulawesi Utara.Pada awalnya terjadi kebingungan untuk membedakan DEN (Dengue) dengan Chik (Chikungunya), tetapi sejak dapat dilakukan isolasi virus maka kedua penyakit ini dapat dibedakan, demikian juga gejala klinisnya yaitu Chikungunya lebih dominan pada nyeri di sendi-sendi.Demam Chikungunya banyak dijumpai di daerah tropis dan sering menyebabkan epidemi dalam interval tertentu (10-20 tahun). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam Chikungunya antara lain  rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi nyamuk penular karena banyak tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan seperti saat ini (Depkes, 2009).
Dewasa ini banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang kesehatan, terutama di negara kita Indonesia. Masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia sekarang ini adalah tentang kurangnya pemeliharaan kesehatan yang efisien oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Sekarang ini, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak begitu mengerti dan paham tentang masalah kesehatan, karena mereka tidak begitu memiliki wawasan yang luas tentang masalah kesehatan. Akibatnya banyak masyarakat Indonesia yang terkena penyakit, karena dari kurangnya memperhatikan kesehatan masyarakat di lingkungan mereka sendiri secara tidak langsung mereka juga tidak memperhatikan masalah kesehatan tempat tinggal mereka. Karena kurangnya memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal mereka banyak wabah penyakit yang mudah berkembang dilingkungan yang kurang sehat. Sehingga banyak masyarakat Indonesia terutama yang berada didaerah terpencil ini yang terkena penyakit. Karena banyaknya masyarakat di daerah terpencil yang terkena penyakit dan mewabah kedaerah lainnya maka disebut juga sebagai kejadian luar biasa (KLB). Salah satu kejadian luar biasa ini yaitu Demam Chikungunya. Demam Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini pertama dideskripsikan pada tahun 1955 oleh Marion Robinsoni dan W.H.R Lumsden diikuti oleh kejadian KLB tahun 1952 di Makonde, Plateau, daerah sepanjang Tanganyika and Mozambique.seperti halnya penyakit malaria dan DBD, penyakit infeksi ini kebanyakan menjadi endemic di Negara India, khususnya India bagian tengah dan selatan (Kamath at all, 2006). Kejadian luar biasa ini menjadi perhatian khusus bagi kita sebagi calon sarjana kesehatan masyarakat dan para masyarakat umum di Indonesia unuk lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkungan disekitar kita, agar tidak lagi terjadi kejadian luar biasa (KLB).

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian penyakit Malaria
2.      Penyebab ( agen) Penyakit Malaria
3.      Pencegahan Penyakit Dan Factor Perilaku
4.      Pengertian Malaria Chikungunya
5.      Penyebab (Agen) penyakit Chikungunya
6.      Cara Penularan penyakit Chikungunya
7.      Cara pencegahan dan factor perilaku penyakit Chikungunya

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui  penyakit Malaria
2.      Mengetahui Penyebab ( agen) Penyakit Malaria
3.      Mengetahui Pencegahan Penyakit Dan Factor Perilaku
4.      Mengetahui Pengertian Malaria Chikungunya
5.      Mengetahui Penyebab (Agen) penyakit Chikungunya
6.      Untuk mengetahui Cara Penularan penyakit Chikungunya
7.      Untuk mengetahui Cara pencegahan dan factor perilaku penyakit Chikungunya

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENYAKIT MALARIA
1.      Pendahuluan / Identifikasi Penyakit Malaria
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. penyakit menular ini sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis atau kawasan tropika yang biasa namun apabila diabaikan dapat menjadi penyakit yang serius. Parasit penyebab malaria seperti malaria jenis Plasmodium falciparum merupakan malaria tropika yang sering menyebabkan kematian. Ia adalah suatu protozoa yang dipindahkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina terutama pada waktu terbit dan terbenam matahari. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk Anopheles.
2.      Penyebab ( agen) Penyakit Malaria
Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
a)      Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
b)      Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
c)      Malaria, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
d)     Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
3.      Reservoir/inang (host) Penyakit Malaria
Penyebaran penyakit malaria ditentukan oleh factor host, agent dan environment. Penularan malaria terjadi apabila komponen tersebut saling berhubung.
a)            Host (Penjamu)
Adalah makhluk hidup termasuk manusia yang bisa terinfeksi oleh agent atau penyebab penyakit dan merupakan tempat berkembang biaknya agent (parasit/ plasmodium). Bagi pejamu ada beberapa factor intrinsic yang dapat mempengaruhi kerentanan host terhadap agent. Factor tersebut mancakup:
1)      Umur : anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria.
2)      Jenis kelamin : infeksi malaria tidak membedakan jenis kelamin tetapi bila menginfeksi ibu hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat.
3)      Ras : beberapa ras manusia mempunyai kekebalan alamiah terhadap malaria, misalnya penderita sicle cell dan ovalositisis.
4)      Riwayat malria sebelum : orang yang pernah terinfeksi malaria, biasanya akan membentuk imunitas sehingga cenderung lebih tahan terhadap infeksi malaria.
5)      Cara hidup : cara hidup/ perilaku sangat berpengaruh terhadap penularan malaria, misalnya tidur tanpa kelambu dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari.
6)      Sosial ekonomi : keadaan social ekonomi erat hubungannya dengan cara hidup yang beresiko terhadap penularan malaria, misalnya kualitas rumah.
7)      Status gizi : masyarakat yang status gizi kurang dan tinggal di daerah endemis malaria lebih rentan terhadap infeksi malaria.
8)      Imunitas : Masyarakat yang tinggal di daerah endemis mempunyai imunitas alami terhadap infeksi malaria.
b)         Agent (parasit/Plasmodium)
        Agent penyebab malaria termasuk agent biologi yaitu Protozoa. Agent parasit malaria hidup dalam tubuh manusia dan dalam tubuh nyamuk. Manusia sebagai host intermediate (sementara) sedangkan nyamuk disebut host devinitiove (tetap).
c)         Environment (Lingkungan)
Adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk berada dan nyamuk akan berkembang dengan baik bila lingkungan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk berkembang biak. Factor lingkungan dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu:
1)      Fisik : kondisi udara, musim, cuaca, kondisi geografi dan geologinya.
2)      Biologi : Terdiri dari hewan atau tumbuhan yang berfungsi sebagai agent, reservoir maupun vector dan mikroorganisme saprofit serta tumbuhan yang merupakan sumber nutrient.
3)   Sosial Ekonomi : kepadatan penduduk, stratifikasi social (tingkat pendidikan, pekertjaan), nilai-nilai social, kemiskinan.
4.      Distribusi penyakit Penyakit Malaria
 Batas penyebaran malaria adalah 640 LU dan 320 LS, ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 m dibawah permukaan laut dan 2600 m diatas permukaan laut.
1.   Plasmodium Vivax
Penyakit distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin, sub tropic hingga tropic.
2.    Plasmodium Falciparum
3.   Jarang didapat di daerah beriklim dingin.
4.   Plasmodium Malariae
Hampir sama dengan Plasmodium Falciparum tetapi lebih jarang terjadi.
Di Indonesia penyakit malaria tersebar diseluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda-beda, dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian 1800 m diatas permukaan laut, spesies terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax.
5.      Masa inkubasi Penyakit Malaria
Masa inkubasi penyakit malaria bervariasi antara 9-30 hari tergantung pada species parasit. Masa inkubasi tergantung pada :
a.       Intensitas Infeksi.
b.      Pengobatan yang pernah didapat sebelumnya.
c.       Tingkat imunitas penderita.
d.      Cara penularan (alamiah/ bukan alamiah)
Pada penularan bukan alamiah seperti lewat transfuse darah, masa inkubasi tergantung pada jumlah parasit yang ikut masuk bersama darah.
Secara umum dapat dikatakan masa inkubasi Plasmodium Falciparum adalah 10 hari setelah transfuse, masa inkubasi Plasmodium Vivax adalah 16 hari setelah transfuse, sedangkan Plasmodium Malariae adalah 40 hari/ lebih setelah transfuse. Masa inkubasi pada penularan masing-masing spesies adalah P. falciparum 12 hari, P. vivax 13-17 hari, sedangkan P. malariae 28-30 hari. 
6.      Cara penularan penyakit malaria
Cara penularan penyakit malaria dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu :
a.        Penularan secara alamiah (natural infection)
Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk ini jumlahnya kurang lebih ada 80 jenis dan dari 80 jenis itu, hanya kurang lebih 16 jenis yang menjadi vector penyebar malaria di Indonesia. Penularan secara alamiah terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi oleh Plasmodium. Sebagian besar spesies menggigit pada senja dan menjelang malam hari. Beberapa vector mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang pajar. Setelah nyamuk Anopheles betina mengisap darah yang mengandung parasit pada stadium seksual (gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang kemudian menembus di dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan luar dimana ribuan sporozoit dibentuk. Sporozoit-sporozoit tersebut siap untuk ditularkan. Pada saat menggigit manusia, parasit malaria yang ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam darah manusia sehingga manusia tersebut terinfeksi lalu menjadi sakit.
b.        Penularan tidak alamiah (not natural infection)
a).    Malaria bawaan
Terjadi pada bayi yang baru lahir karena ibunya menderita malaria. Penularannya terjadi melalui tali pusat atau plasenta (transplasental)
b)            Secara mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah melalui jarum suntik.

7.      Masa penularan Penyakit Malaria
pada penularan alamiah, untuk species Plasmodium falciparum 12 hari, vivax dan ovalet 3-17 hari, dan malariae 2-30 hari. Sedangkan yang tidak alamiah, species plasmodium fatciparum LO hari, vivax76 hari dan malariae40hari atau lebih setelah penularan.
8.      Kerentanan dan Kekebalan Pejamu Penyakit Malaria
Host yang rentan terhadap penyakit malaria ini biasanya kecenderungannya adalah anak kecil. Hal ini dikarenakan anak kecil biasanya bermain ditempat-tempat yang menjadi sarang perindukan nyamuk Anopheles seperti tempat-tempat yang tergenang oleh air. Kekebalan host terhadap penyakit malaria yaitu pada orang yang pernah terinfeksi malaria, biasanya akan membentuk imunitas sehingga cenderung lebih tahan terhadap infekisi malaria.

9.       Pencegahan Penyakit Dan Factor Perilaku
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.Kondisi lingkungan berhubungan erat dengan kesehatan manusia. Udara, air, tanah, dan hewan di lingkungan kita dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit. Apalagi jika tidak dikelola dengan baik.
                                                                                          
B.     MALARIA CHIKUNGUNYA
1.               Pengertian Malaria Chikungunya
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Makonde yang berarti "yang melengkung ke atas", merujuk kepada tubuh yang membungkuk akibat gejala-gejala arthritis penyakit ini. Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia. Ujian serologi untuk Chikungunya tersedia di Universitas Malaya di Kuala Lumpur, Malaysia.
 Tidak terdapat sebarang rawatan khusus bagai Chikungunya. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.
2.               Penyebab (Agen) penyakit Chikungunya
Vektor penular penyakit demam Chikungunya adalah Nyamuk A. aegypti dan A. africanus. A. aegypti yang paling berperan dalam penularan penyakit demam Chikungunya karena hidup dalam dan sekitar tempat tinggal manusia sehingga banyak kontak dengan manusia. A. aegypti adalah spesies nyamuk tropis dan sub tropis.
Nyamuk ini berkembang biak di dalam air bersih dan tempat – tempat gelap yang lembab, baik di dalam maupun di dekat rumah. Tempat yang sering dijadikan sarang untuk bertelur adalah drum, batok kelapa, kaleng-kaleng bekas, pot bunga, ember, vas bunga, tangki air tempat penampungan air pada lemari es, ban-ban bekas dan botol-botol kosong serta salah satu yang lain adalah talang atap rumah yang tergenang sisa air hujan.
Nyamuk A.aegypti berukuran kecil dibanding nyamuk lain. Ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan bintik-bintik putih di badannya dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan, nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia makan buah.Hanya nyamuk betina yang menggigit, yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk Aedes diletakkan induknya menyebar, berbeda dengan nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok.Nyamuk bertelur di air bersih, telur menjadi pupa beberapa minggu. Nyamuk Aedes bila terbang hampir tidak berbunyi, sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya.Menyerang dari bawah atau dari belakang,terbang sangat cepat.Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat > 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur;nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated. Nyamuk Aedes Aegypti merupakan vektor chikungunya (CHIK) virus alphavirus, beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun  sebagian susceptibility. Ternyata susceptibility gene berada di kromoson 3.Vektor chikungunya di asia adalah aedes aegypti, aedes albopictus.
3.               Reservoir/Inang (Host) penyakit Chikungunya
Reservoir dari penyakit chikungunya adalah manusia. Namun berdasakan literature hewan primate (monyet, kera) juga dapat sebagai reservoir.
4.               Distribusi penyakit penyakit Chikungunya
Ø  Menurut orang, chikungunya banyak menyerang wanita dan anak-anak.
Ø  Menurut tempat, chikungunya banyak terjadi di daerah berpenduduk padat dan daerah yang endemis chikungunya.
Ø  Menurut waktu , waktu penyebaran penyakit chikungunya secara umum pada musim hujan, tapi tidak selamanya pada musim hujan mempunyai insidensi tinggi untuk penyakit chikungunya, tergantung juga pada genangan air yang akan terbentuk jika terjadi hujan.
Penyakit ini cenderung menimbulkan kejadian luar biasa pada sebuah wilayah. KLB chikungunya di dunia terjadi pada tahun 1779, di Batavia dan Kairo, 1823 di Zanzibar, 1824 di India, 1870 di zanzibar, 1871 di India, 1901 di Hongkong, Burma dan madras, 1973 di Calcuta.
5.               Masa Inkubasi penyakit Chikungunya
Masa inkubasi penyakit ini 1 – 4 hari. Kemudian, gejala akutnya selama 3 – 10 hari, hampir mirip dengan gejala demam berdarah, yaitu bintik-bintik merah di badan terutama lengan, nyeri sendi dan otot, sakit punggung, sakit perut, mual, sakit kepala, menggigil, dan demam tinggi mencapai 39 derajat Celsius. Tapi pada cikungunya tidak ada pendarahan. Sebenarnya, setelah virus cikungunya masuk dan menyebar ke tubuh, akan hilang dengan sendirinya (self limiting deseases), tapi dampaknya berupa nyeri sendi masih akan terasa selama berminggu-minggu bahkan bulan setelah demam hilang.
6.               Cara Penularan penyakit Chikungunya
Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia, primata lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi, mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa. Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai sepuluh hari.
10.  Masa penularan penyakit Chikungunya
Masa penularan dari demam chikungunya adalah 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama dan dapt dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi panyakit berlangsung 3-10 hari.
7.             Kerentanan dan kekebalan penyakit Chikungunya
Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.
   Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.
8.      Cara pencegahan dan factor perilaku penyakit Chikungunya
Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya, termasuk memusnahkan sarang pembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya:
Ø  Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
Ø  Menutup tempat penyimpanan air
Ø  Mengubur sampah
Ø  Menaburkan larvasida.
Ø  Memelihara ikan pemakan jentik
Ø  Pengasapan
Ø  Pemakaian anti nyamuk
Ø  Pemasangan kawat kasa di rumah.
Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.
Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali.
Penyakit chikungunya merupakan penyakit yang berjangkit pada suatu kawasan atau populasi (endemik) yaitu suatu penyakit menular dengan gejala utama demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang, serta ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, mengigil, kemerahan pada konjungtiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, muntah, kadang-kadang gatal terutama pada ruam.
B.        SARAN
1.      Diharapakan masyarakat dapat lebih meningkatkan perhatian terhadap kebersihan lingkungan demi peningkatan derajat kesehatan yang optimal.
2.      Diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap penularan penyakit malaria dan chikungunya dengan cara melaksanakan 3 M plus.
3.      Diharapkan pemerintah dapat meningkatkan kewaspadaan dini terhadap virus malaria, dan chikungunya guna pencegahan penyebaran penyakit chikungunya di masyarakat dengan melaksanakan penyuluhan-penyuluhan lewat komunikasi,informasi dan edukasi ,serta pemantauan wilayah endemis untuk terjadinya penyebaran virus malaria dan chikungunya.


DAFTAR PUSTAKA

Kautsar, Ummu. 2010. Penyakit chikungunya. Diakses pada tanggal 06 MEI 2015. Anonim, 2010. Demam Chikungunya.

http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=3011 diakses tanggal 06 MEI  2015.

Judarwanto. 2009. Berbahayanya Penyakit Demam Chikungunya. Diakses pada tanggal 06 MEI 2015.

USACHPPM. 2006. Chikungunya. http://chppm.www.apgea.army.mil. Diakses pada tanggal 06 MEI 2015.

Jawetz Ernest, Joseph L. Melnick, Edward A. Adelberg. 1974. Review Of Medical Microbiology. Los altos, California : LANGE Medical Publications.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar